Selasa, Agustus 26, 2025
KODIMTNITNI AD

TMMD Rampungkan Jembatan Ulin, Akses Suka Rahmat ke Bontang Kini Terbuka

KUTAI TIMUR – Langkah kaki seorang anak kecil berderap mantap di atas papan kayu ulin yang masih tampak baru. Senyumnya merekah ketika ia menyeberang tanpa harus menunggu reda hujan atau menapaki jalan berlumpur. Di belakangnya, seorang petani dengan pikulan hasil bumi juga ikut melintas, tak lagi risau jalan terputus. Pemandangan sederhana itu kini menjadi wajah baru Desa Suka Rahmat, Kecamatan Teluk Pandan, berkat rampungnya pembangunan jembatan kayu ulin dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-125 Kodim 0909/Kutai Timur.

Jembatan sepanjang 16 meter dengan lebar 4 meter itu berdiri kokoh, menghubungkan desa dengan Kelurahan Gunung Telihan, Kota Bontang. Kehadirannya bukan sekadar deretan papan ulin yang disusun rapi, melainkan simbol keterhubungan asa warga yang selama ini terhalang keterbatasan akses.

Sebelumnya, jalan menuju Bontang sering kali menjadi ujian. Warga harus menempuh jalur memutar yang memakan waktu lebih lama, terutama ketika musim hujan datang. Jalan licin, becek, bahkan berbahaya untuk dilalui anak-anak sekolah. Tidak jarang pula hasil pertanian warga terlambat sampai pasar karena terkendala jalur. Kini, semua kesulitan itu perlahan menjadi cerita masa lalu.

Komandan SSK TMMD Ke-125 Kodim 0909/Kutai Timur, Lettu Arh Suhendri, mengaku pembangunan jembatan ini merupakan buah kerja sama erat antara Satgas TMMD dan masyarakat. Baginya, jembatan ini bukan sekadar infrastruktur, melainkan bukti nyata gotong royong yang masih hidup di tengah desa.

“TMMD akan segera ditutup, dan kami bersyukur salah satu sasaran tambahan yaitu jembatan kayu sudah rampung. Sebelum ada jembatan ini, warga kesulitan ketika musim hujan karena jalan becek dan sulit dilalui. Sekarang akses lebih mudah, dan manfaatnya bisa langsung dirasakan untuk kegiatan ekonomi maupun sosial,” ujarnya, Rabu (20/08).

Menurutnya, TMMD hadir bukan hanya untuk membangun jalan, jembatan, atau tower air, tetapi juga membangun harapan. “TMMD tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangun harapan. Kami hadir untuk menjawab kesulitan rakyat,” tambahnya menegaskan.

Kepala Desa Suka Rahmat, Hasnawati, tak kuasa menyembunyikan rasa syukurnya. Baginya, jembatan kayu ulin ini adalah jawaban dari doa panjang warganya yang bertahun-tahun mendambakan akses memadai menuju Bontang.

“Kami sangat mengapresiasi kerja keras TNI melalui TMMD. Dengan adanya jembatan ini, warga bisa lebih cepat menuju Bontang, hasil pertanian mudah diangkut, dan anak-anak sekolah tidak perlu lagi kesulitan saat menyeberang,” ungkapnya penuh rasa haru.

Lebih jauh, ia menyebut jembatan itu bukan sekadar kayu yang disusun, melainkan penghubung asa. “Bagi kami, ini bukan sekadar jembatan kayu, tetapi penghubung harapan warga. Terima kasih atas kepedulian TNI. Kini anak-anak sekolah pun bisa berangkat dengan aman tanpa khawatir terhalang hujan,” katanya.

Program TMMD Ke-125 yang dimulai pada 23 Juli 2025 lalu memang menyasar banyak kebutuhan dasar masyarakat. Sasaran utamanya adalah pengerasan jalan, sementara sasaran tambahan mencakup pembangunan tower air dan jembatan kayu di Suka Rahmat.

Selain itu, ada pula kegiatan nonfisik berupa penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat. Materi yang disampaikan beragam, mulai dari wawasan kebangsaan, kesehatan, pertanian, hingga mitigasi bencana. Semua itu dirancang agar warga bukan hanya menerima manfaat fisik, tetapi juga bekal pengetahuan untuk kehidupan jangka panjang.

Kehadiran TMMD ibarat paket lengkap: ada pembangunan yang bisa diraba dan dinikmati secara langsung, dan ada pula pembelajaran yang menambah wawasan masyarakat desa.

Kini, seiring waktu penutupan TMMD yang tinggal menghitung hari, jejak hasil pembangunan semakin terasa. Jalan desa yang dulunya sulit dilalui kini mulai keras dan rapi. Tower air berdiri tegak sebagai penjaga kehidupan, memastikan aliran air bersih mengisi wadah-wadah rumah warga. Dan jembatan kayu ulin, dengan segala ceritanya, menjadi warisan paling nyata dari manunggalnya TNI bersama rakyat.

Bagi sebagian orang, jembatan kayu mungkin tampak sederhana. Namun bagi warga Suka Rahmat, ia adalah pintu menuju masa depan yang lebih baik. Dengan adanya jembatan itu, perputaran ekonomi desa lebih lancar, anak-anak bisa bersekolah tanpa rintangan, dan hubungan sosial dengan kota tetangga semakin mudah terjalin.

Program TMMD Ke-125 memang akan usai, tetapi semangatnya tidak berhenti di tanggal penutupan. Hasil kerja keras yang ditinggalkan Satgas bersama warga akan terus menghidupi desa. Dalam setiap papan ulin yang ditancapkan, tersimpan doa, keringat, dan kepedulian yang nyata.

Tak bisa dipungkiri, TMMD telah lama menjadi program unggulan TNI untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Namun, bagi warga Suka Rahmat, program ini bukan sekadar slogan atau seremonial tahunan. Mereka melihat langsung bagaimana TNI bekerja bahu-membahu di tengah lumpur, di bawah terik matahari, bahkan dalam hujan sekalipun, demi satu tujuan: menghadirkan solusi untuk rakyat.

Kini, jembatan kayu ulin yang membentang di atas sungai kecil desa itu menjadi saksi bisu kepedulian TNI. Ia akan terus menghubungkan asa dan harapan, bahkan ketika TMMD sudah lama usai.

Bagi Desa Suka Rahmat, TMMD Ke-125 meninggalkan warisan yang lebih berharga daripada sekadar bangunan. Ia meninggalkan rasa percaya diri, keyakinan bahwa desa kecil pun berhak mendapat perhatian, dan bukti bahwa TNI selalu hadir di tengah rakyat.(0909).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *